Thursday, July 2, 2015

Hormat Grak!

‘Hormatilah orang yang sedang berpuasa’.

Kalimat klasik itu sudah terlihat dimana-mana sejak hari pertama bulan puasa tahun ini. Tidak ada yang istimewa dengan kalimat itu beserta perdebatannya yang, layaknya sinetron Para Pencari Tuhan, selalu ada di bulan Ramadhan. Adu argumen tentang pro dan kontra terjadi setiap hari di lini masa berbagai sosial media, sama saja seperti tahun-tahun yang lalu. Saya pernah menulis tetang hal yang sama pada tahun 2013 silam, namun berbeda dengan waktu itu kini saya telah berpindah kubu dari pihak yang kontra ke barisan yang mendukung kalimat tersebut. Sebut saya sebagai Judas sebagaimana pendukung Arsenal melabeli Robin Van Persie yang menyeberang ke Old Trafford, tapi inilah saya hari ini. Banyak perubahan yang terjadi dalam diri saya pada bulan puasa tahun ini, terutama di sektor asmara pola pikir.

Dua tahun lalu saya dengan lantang menentang mereka yang meminta semua orang mengormati orang-orang yang sedang berpuasa dengan tidak makan dan minum di tempat umum, melarang atau bila perlu mengancam meminta dengan santun dan penuh toleransi para penjual makanan untuk tidak beroperasi di siang hari dan lain-lain. Tapi sekarang saya berada di kubu yang sama dengan mereka. Sikap saya ini bukan tanpa alasan, justru sebaliknya. Alasannya sederhana: karena tidak semua orang punya iman yang kuat.

Puasa bagi sebagian orang adalah ibadah yang sangat nikmat, sebuah momentum sakral yang sangat diidamkan. Tapi bagi sebagian yang lain puasa adalah neraka mini di dunia karena mengharuskan menahan semua hawa nafsu selama lebih dari dua belas jam.

Untuk kalian yang imannya lebih teguh dari Mario mungkin tidak masalah melihat orang lain yang kebetulan tidak berpuasa makan dan minum di depan kalian atau menyaksikan deretan lauk yang terpampang rapi di etalase rumah makan padang di siang hari, tapi coba pikirkan saudara-saudara kita yang imannya tidak sekuat kalian, mereka yang tidak kuat godaan, mereka yang bisa tanpa ragu membatalkan puasa hanya karena melihat iklan Indomie di televisi. Coba renungkan! Posisikan diri kalian di posisi mereka. Padahal mereka ini kan juga ingin merasakan kemenangan dengan puasa sebulan penuh. Kalian sih enak imannya kuat, tapi bagaimana dengan mereka?

Karena itu, hormatilah orang beriman lemah yang sedang berpuasa.

(Arthur Garincha)

2 comments:

  1. Lucu nehh, 'tapi coba pikirkan saudara-saudara kita yang imannya tidak sekuat kalian, mereka yang tidak kuat godaan, mereka yang bisa tanpa ragu membatalkan puasa hanya karena melihat iklan Indomie di televisi'
    Iman mah emg naik turun, tapi iman juga kudu dilatih.
    Dan karena Tuhan tak mungkin mengagendakan manusianya berpuasa, karna syudaaah tahu manusianya bisa dari 'sononya'
    Menghormati manusia yang sedang tak mampu berpuasa itu wajib ain hukumnnya.
    Menahan goda adalah maincore dari berpuasa itu sendiri (apalagigodaann mie),
    Pun, tak berpuasa saat tak ada halangan, adalah dosa. Hahaha *opini :D

    ReplyDelete
  2. *revisi Dan karena Tuhan mengagendakan manusianya berpuasa, karna syudaaah tahu manusianya bisa dari 'sononya'

    ReplyDelete