Thursday, February 3, 2022

Car Crash Coma's Smoke Break Rendezvouz


Sejujurnya – dengan segala hormat kepada semua kawan baik – saya tidak pernah bisa mengikuti dengan seksama satupun musisi lokal yang pernah dihasilkan oleh kota ini. Bahkan di genre yang saya sukai sekalipun. Bisa jadi karena referensi pribadi yang sempit atau mungkin memang selera saya yang kurang ‘nyampe’ dan membuat saya terjerumus dalam golongan #ramudengmusik.

Tapi Car Crash Coma (CCC) nampaknya adalah pengecualian.

Sejak kemunculannya pada 2019 silam gerombolan yang menyebut dirinya ‘The Real Scounderlland Trash Bag’ - sebagaimana yang tercantum dalam laman Instagram mereka – ini memang cukup menyita perhatian dan telinga. Tak satupun rilisan mereka yang terlewatkan: Prologue; Demo 2019, 10.08 Alternate Version dan Prologue; Demo 2019 Side-B di 2019, Bloom As You Please (2020) hingga Poison Garden (2021).

Dan adalah rilisan teranyar mereka yang baru saja dilepas via Bandcamp yang membuat saya tak bisa lagi mengelak bahwa saya adalah seorang Sobat Car Crash (atau Car Crash Mania?). "I'LL PACK MY THINGS UP 2022CCC MAXI SINGLE" berisikan dua nomor alternative-rock penggerus nadi. Saya bukan ahli musik, apalagi menyoal tetek bengek genre, tapi saya akan merangkumnya dalam satu kata: MTV.

“Smoke Break Rendezvouz” adalah favorit saya. Intro-nya mengingatkan saya pada “Semi-Charmed Life”-nya Third Eye Blind yang rutin saya dengarkan lewat tarikan pita walkman Aiwa butut dua puluh empat tahun silam. Yang tersaji selebihnya adalah chord dan sound sederhana khas 90-an yang menyenangkan sebagai kanvas bagi lirik yang bercerita tentang the right person in the wrong time.

Saya menganggap bagian chorus lagu ini adalah puncak pencapaian Antonio Dandy sebagai seorang penulis lirik hingga tulisan ini dibuat. Kombinasi diksi catchy dan notasi ramah telinga yang akan memicu choir dadakan dari penonton ketika dibawakan di panggung.

Bagi yang masih asing, Antonio Dandy adalah founder, penulis lagu sekaligus frontman CCC. Dandy bagi CCC adalah sinonim Grohl bagi Foo Fighters atau Levine bagi Maroon 5. Orang ini adalah nahkodanya. Rocker keras kepala yang besar kemungkinan akan diberi label menye oleh kawan paling macho di tongkronganmu, namun tetap saja, dia melakukan hal yang disukai dengan keyakinan anti goyang.

Yang menyenangkan dari mendengarkan CCC adalah mereka bisa membuatmu mengecap kembali rasanya patah hati di usia remaja – bagi kalian yang sudah melampauinya. Meromantisme kehilangan dan merayakannya lewat musik. Bagi yang belum pernah merasakannya, bersiaplah, karena itu tidak akan mudah. Mendengarkan CCC mungkin akan bisa membantumu dalam melaluinya ketika saatnya tiba nanti, katakanlah sebagai musik latar ketika meratap sendirian di dalam kamar yang terkunci atau saat  mengendarai sepeda motor sendirian tanpa tujuan.

Seperti yang mereka lakukan dalam “Parting Gift”, ode bunuh diri bagi mereka yang ditinggal yang terkasih menuju altar pernikahan dengan iringan tuts piano yang entah kenapa mengingatkan saya pada – sial!- Simple Plan. Lagu yang berpotensi menjadi anthem bagi mereka yang ditinggalkan. Bayangkan ini: seorang pemuda mabuk kebanyakan ciu yang menangis di barisan depan ketika Nella Kharisma membawakan lagu “Ditinggal Rabi” dari atas panggung.

Brengsek. (Arthur Garincha)

No comments:

Post a Comment