Tuesday, March 2, 2021

Dari Sleman Hingga Turks & Caicos: Sebuah Bla Bli Blu Bla Bla

Masuk bersama satu sergapan notifikasi di pukul dua pagi: sebuah kesempatan menuju Turks & Caicos, tempat di mana Bruce Willis dan Keith Richards biasa membakar dollar. Yang segera menuntun bayangan menuju koral hangat Atlantis serta Callico Jack Rackham yang menenggak langsung dari botol kristal dengan gaya slebor preman Priok.

Pertanyaan yang tertinggal adalah: ambil atau tidak?

Timbangan mengarah pada sinyal hijau, bersama seluruh konsekuensi yang mengikuti. Ditambah lagi kemungkinan reuni klan di garis pantai Bahama yang rasanya terlalu menyenangkan untuk dilewatkan hanya demi romantisme Slamet Riyadi dan nasi liwet. Fortune favors the brave. Audentes Fortuna iuvat.

---

Space City Classic besutan Break Free Worldwide tidak bisa tidak membuat semua mata di kancah menoleh lewat lakon klasik menantang para pengadil paska tersingkir dari arena. Pemerannya kali ini adalah Jeffro bersama gerombolan Raw All Day yang menabuh genderang pada sederet yang terhormat lewat congor microphone yang disambut dengan nyala bara kaliber langitan yang juga menjadi alasan kenapa mereka duduk di panel, terutama Ronnie dan Flea dengan jenggot Serj Tankian-nya.

Tidak ada pemenang, tidak ada yang kalah. Mereka yang tersungkur pun tetap tersungkur. Pun semua orang bahagia. Debat kusir antar generasi yang terus berulang: The young generation bla bli blu bla bla. Yang tua merasa para pemuda kurang sopan, yang muda merasa para orang tua ini kolot setengah mati.

Yang menang adalah penonton.

Seperti dalam perang di koloseum Sleman City Hall kemarin, di mana nama-nama besar yang lama bertengger di singgasana terguling oleh nafas-nafas muda. Kejadian yang - untungnya - ditanggapi dengan baik oleh para tetua yang takluk: legowo menerima sambil mengintai kesempatan di cypher, tempat di mana mereka telah beradu ledak selama bertahun-tahun. Jika kesempatan itu datang kemungkinan para anak muda tadi akan tergeletak dengan belati menancap di kepala, lengkap dengan bangkai puntung di tengah lingkaran.

---

Sementara saya masih saja gemas ingin membuat sesuatu, entah apa itu, mungkin sebuah zine, atau video, atau musik, atau robot berbahan dasar bakso tahu atau apapun yang bisa melonggarkan isi kepala yang kini seketat celana trah Kardahsian. Seperti biasa, sebelum tahu wujudnya saya telah menemukan nama yang tepat.

No comments:

Post a Comment