Monday, February 22, 2021

Begina Beginu Lamunan Kuda Mio

Dan kemudian datang: kabar duka tentang kepergian seorang kawan. Kenapa selalu orang baik yang terpilih lebih dulu? Sial memang. Kenapa bukan, misalnya, seekor raja rampok yang hidup sampai usia seratus dua puluh? Percuma menanyakannya, persis seperti yang saya lakukan barusan. Yang saya tahu semua mawar hitam dan puja puji dari semua teman siang ini adalah untuk Iwit Tembonk. ABCDEFvck!bonk.

---

Dalam pacuan persneling otomatis kuda Mio: lamunan tentang kehidupan yang brengsek dan saldo divisi utama setara  Panigoro, melesat berselang beberapa jam dari cerita seorang sahabat yang baru saja putus cinta. Juga pengingat bahwa ribuan 'suka' di Instagram tak akan pernah sebanding dengan obrolan meja yang mengasyikan, seperti yang baru saja: silat bincang tentang begina beginu orang Solo bersama seorang perakit kopi.

Lamunan berikutnya terbang pada nasib sial kawan lainnya yang kini berada dalam tiang gantung penjara yang membuat saya sempat susah tidur ketika mendengarnya pertama kali: lima belas tahun yang menggodam kontan di kepala.

---

Buncah geliat menguasai ketika melihat parade zine di antara raungan T-Rex animatronik buatan Stan Winston dalam aksi kunyah daging Jurassic Park. Tak bisa ditolak nama itu pun menyeruak ketika mendengar kata zine: Tugitu Unite. Peleton penyuka huru-hara hura-hura yang hobi menyulut pesta lewat  tenggakan Sun Quick dan raket badminton. Api Asmara, Smoking Room, topi Staff hijau neon dan Doby yang melolong. Demi obat sablon, saya rindu masa itu.

Dan benar, hidup adalah tentang hal baik dan buruk yang bersilangan. Untuk hari ini, kabar baiknya adalah: si kecil Gentala suka mendengarkan Gorillaz.

No comments:

Post a Comment