Beberapa waktu lalu sebuah
lagu berjudul Ganteng Ganteng Swag (GGS) menjadi buah bibir seluruh netizen di
NKRI. Lagu milik Young Lex dan kawan-kawan ini menjadi kontroversi dan menjadi
pembicaraan hampir di semua lini masyarakat dengan dua sebab utama: pertama,
lagu GGS memuat lirik yang bertaburan dengan kata kasar dan memberi pengaruh
buruk kepada anak-anak.
Mungkin Young Lex dan rekan-rekan tidak sadar bahwa
penikmat karya mereka kebanyakan adalah anak-anak usia SD dan SMP. Ayolah,
orang dewasa macam apa yang doyan mendengar lagu rap dengan lirik “Andovi da
lopez gak pernah mandi. Bajunya juga gak diganti-ganti” di dalamnya.
Penyebab
kedua, yang menurut saya penganutnya lebih banyak namun malu-malu untuk mengaku,
adalah karena lagu ini, dan para penyanyinya, sangat katro namun ngetop bukan
main. Saya tentu saja berada di barisan yang ini.
Bersamaan dengan viralnya
kalimat “Youtube lebih dari TV. Boom!” makin banyak pula yang berkomentar
tentang lagu GGS. Tak terhitung banyaknya orang yang mencerca Young Lex dan
Shittyindonesian24, maaf, maksud saya Skinnyindonesian24 sebagai perusak moral
kaum muda bangsa. Namun jangan salah, ternyata tak sedikit pula orang yang
tergabung dalam Young Lex Militia dan Front Pembela Skinny yang mati-matian
membela enam rapper tersebut. Dari sekian banyak barisan pembela salah satunya
adalah Pandji Pragiwaksono, salah satu idola saya.
Dalam tulisan di blog pribadinya Pandji terang-terangan membela para pelantun tembang GGS beserta
segala opini dan alasannnya. Mulai dari persoalan tuduhan memberi contoh buruk
pada anak-anak hingga membandingkan lagu GGS dengan lagu Fuck tha Police milik
NWA. Saya tidak akan berkomentar mengenai efek buruk lagu GGS terhadap pendengarnya yang
masih anak-anak, tapi menyamakan Ganteng Ganteng Swag dengan Fuck tha Police?
Anda pasti sedang bercanda.
Pandji menganggap lagu GGS
sebagai apa yang disebut oleh Ice Cube sebagai “reflection of our society”,
seperti halnya lagu Fuck tha Police yang melegenda itu menggambarkan keadaan
lingkungan sosial di Compton pada saat lagu itu dirilis di akhir dekade 80.
Pertanyaannya: keadaan mana yang direfleksikan oleh lagu GGS? Apa yang
diharapkan tergambarkan dari lirik “Fuck pencitraan. Nakal tapi tampan” ketika
semua tahu di Instagram si penyanyinya sibuk membentuk citra diri? Apalagi bagi
sebagian orang dia juga tidak tampan.
Bagi saya satu-satunya potongan lirik
yang relevan untuk menggambarkan cuilan keadaan di sekitar hanya bagian
“Youtube lebih dari TV” dan sebaris lirik tentu saja tidak cukup untuk
merepresentasikan keseluruhan sebuah lagu. Satu-satunya persamaan dari dua lagu
tersebut untuk saya hanya sama-sama banyak dihujat dan dihujani protes. Itu
saja.
Saya belum bisa memahami pemikiran
Pandji yang membandingkan GGS dengan Fuck tha Police, namun jelas menganggap
lirik:
Ahmad Kemal Pahlevi (yoi) gua Ahmad Kemal Pahlevi
Cita cita jadi haji (boom)
Cowok ganteng banyak sedikit prestasi
Mending gua mandiri dari stand up comedy
sebanding dengan:
Fuck the police coming straight from the underground
A young nigga got it bad cause I’m brown
And not the other color so police think
They have the authority to kill minority
jelas tidak dapat diterima.
Sekilas saya terdengar seperti
hater-nya Pandji Pragiwaksono, tapi, demi Eric Cantona, saya adalah salah satu
pengagumnya. Saya menikmati semua karyanya kecuali ketika beliau sedang
memegang mic untuk nge-rap. Mungkin Pandji sedang berlelucon ketika menyamakan
lagu GGS dengan Fuck tha Police, karena seperti semua bit-nya dalam Mesakke
Bangsaku, yang satu ini juga membuat saya tertawa terbahak-bahak. (Arthur Garincha)
HAHAHAHAHAHA
ReplyDeletebukan lelucon, tapi ngejilat zo (eh)
Awas lo tar disuruh minta maaf
DeleteDope haha.. n.w.a buat lagu buat untuk polisi yang mendiskriminasi kaum kulit hitam, lahh GGS? Dibuat untuk? 😂
ReplyDeleteMau dibanding bandingkan, tetep saja ga sebanding sama fuck da police 😂
#peace
Kalo kata istilah orang sunda yanglek dan temen temennya tuh disebut "RAJA BUDAK" ya karna cuma bocah bocah yang hargain dan suka sama mereka:( kasian NWA disamain ma ginian:(
ReplyDelete