Thursday, April 24, 2014

Taman Bermain Bernama Cypher

Di satu sudut jalan.
Bersama lima orang kawan.
Membentuk lingkaran.
Satu speaker portable seharga 150 ribu rupiah.

Orang-orang yang lewat memandang dengan tatapan yang bila ditranslasi ke dalam kalimat kira-kira berbunyi: 'Anak-anak ini lagi ngapain ya?'.

Kami sedang bersenang-senang. Kami sedang bermain.

Banyak kata dan ungkapan yang digunakan oleh bboy-bboy tersohor di seluruh dunia untuk mendefinisikan cypher, 'tempat suci' dan 'tempat yang sesungguhnya' adalah salah dua yang paling kerap disebut. Tapi buat saya yang paling tepat adalah penggambaran Poe One, nabi saya dalam breaking. Poe menyebut cypher sebagai 'tempat bermain', tempat dimana bboy/bgirl bermain dan bersenang-senang.

Sambil meminjam perkataan Poe One mari coba kita sedikit memundurkan waktu ke waktu kita kecil dulu, waktu kita sangat suka bermain.

Bagi saya bagian terbaik dari bermain adalah kebebasan.

Kita bebas berbuat semau kita, tanpa ada aturan-aturan yang mengikat.

Semasa kecil saya menggandrungi action figure dan punya koleksi yang cukup banyak. Tiap kali memainkannya saya kerap membuat cerita fiksi versi sendiri yang  menggelikan dengan crossover yang rasanya bisa membuat saya dikeroyok kemudian dibakar oleh para die hard fans masing-masing karakter. Misalnya saya pernah merancang pertarungan antara Saint Seiya dengan Wolverine. Di lain waktu saya membuat kisah perburuan pasukan elite GI Joe terhadap Venom yang berkoalisi dengan Iblis Bhu.

Kebebasan semacam inilah yang kiranya juga kita dapatkan di cypher. Di cypher kita bebas untuk melakukan apapun yang kita mau. Semua hal yang diharamkan dalam battle kompetisi sah-sah saja kita lakukan: crash, mengulang gerakan. Apapun. Kebebasan mutlak untuk bersenang-senang. Sebagian bboy terbebani dengan pandangan orang ketika akan turun di cypher.

'Bagaimana kalau saya terlihat jelek?'

'Nanti saya dibilang payah'

Kalimat-kalimat semacam itu terngiang berulang-ulang di kepala yang membuat akhirnya kita hanya jadi penoton di tepian lingkaran sementara bboy-bboy lain bersenang-senang. Ketika kondisi seperti diatas menimpa anda, coba ingat bagaimana dulu anda memainkan permainan kesukaan anda ketika kecil, apa anda pernah berpikir: 'Nanti saya diketawain'. Tidak kan. Karena tujuan anda hanya satu: bersenang-senang.

Bermain akan semakin menyenangkan dengan hadirnya teman. Teman bermain akan membuat permainan semakin seru. Sama halnya dengan cypher, akan semakin menyenangkan dengan adanya teman. Namun tidak semua teman mengasyikan untuk diajak bermain dan pastinya kita akan memilih bermain dengan teman-teman yang menyenangkan. Cypher pun begitu, kita tidak harus memaksakan diri untuk nyaman melakukannya dengan semua orang. Legenda Eropa berdarah Indonesia Sonny Tee pernah bilang 'Saya hanya menari di cypher dengan teman-teman dekat saya. Bukan dengan orang asing'.

'Di cypher gak seru. Lebih seru battle'.

Bila anda termasuk salah satu dari orang yang berpendapat seperti itu coba anda pergi ke website kesayangan kita semua, Youtube, dan cari video cypher battle. Beberapa yang saya rekomendasikan adalah Casper vs Born (2007), Ata vs Lamine (2006) dan X-Mob/MZK vs Skill Methodz (2011).

Ada masa dimana saya sangat gandrung dengan game Mortal Kombat di konsol SEGA dan Super Nintendo. Di masa itu saya dimasukan dalam kategori jago oleh teman-teman saya. Saat itu tiap kali saya melihat atau mendengar ada gamer yang jago dalam Mortal Kombat adrenalin langsung naik secara drastis. Rasa-rasanya ingin saya tantang orang itu bermain dan saya habisi dengan Fatality di akhir permainan. Hal serupa juga kadang terjadi di cypher. Letupan emosi kadang terjadi saat kita bermain bukan?

Sampai hari ini menari di cypher adalah salah satu hal paling bebas dan menyenangkan buat saya. Cypher adalah tempat dimana unsur having fun dalam hiphop diwujudkan dengan tanpa cela.
Bila saya harus menyebut satu hal yang menyebalkan tentang cypher adalah ketika cypher dilakukan diatas panggung dan diharuskan menghadap ke penonton. Hey, this is cypher not a showcase. Lagipula saya tidak pernah bermain untuk dipertontonkan kepada orang lain. (Arthur Garincha)

1 comment: