Friday, January 24, 2014

Breakin? Memasak? Jangan Pergi ke Youtube

"Jaman sekarang enak ada Youtube, gak kayak jaman dulu"

Kalimat diatas lazim terdengar dalam percakapan antar bboy. Biasanya percakapan antara bboy pemula yang baru mulai belajar dengan bboy yang sudah lebih senior. Kalimat itu biasanya muncul dari si bboy senior guna membandingkan kondisi di masanya dengan masa sekarang.

Tapi benarkah era Youtube lebih enak?

Menurut saya, ya dan tidak.

Ya karena akses informasi jelas lebih mudah dibandingkan 9 tahun lalu ketika saya memulai dulu. Sekarang hampir semua orang bisa mengakses Youtube dengan mudahnya, bahkan saking mudahnya tidak sulit rasanya untuk seorang siswa SMP untuk membuat tayangan ala TV swasta yang 99% kontennya mencomot dari Youtube. Bboy-bboy yang memulai di era Youtube jelas dimanjakan oleh ribuan, bahkan mungkin jutaan video bboy yang bisa ditemukan hanya dengan satu klik. Tidak seperti di tahun 2005 ketika semua bboy di area Jawa Tengah hanya menonton satu DVD yang sama: Tribal 2003(?) dan bboy battle di area itu menjadi semacam 'kontes mirip Crumbs'.

Youtube, layaknya semua hal baik di dunia, juga punya sisi buruk.

Sisi hitam yang paling keras diteriakkan adalah: biter is everywhere! Youtube menjadi kambing hitam atas ketidakorisinalitasan jutaan bboy di permukaan planet bumi. Saya tidak akan banyak bicara soal biters dan tetek bengeknya, karena, mengutip Tupac dengan sedikit modifikasi, only God can judge them. Tapi saya termasuk dalam barisan orang-orang yang setuju bahwa Youtube juga membawa dampak negatif terhadap bboy scene, yaitu: membuat orang menjadi malas untuk belajar secara langsung. Mereka pikir: "Ah, belajar di Youtube kan sama aja".

Tetot. Anda salah.

Izinkanlah saya menganalogikan mempelajari breakin dengan belajar memasak.

Anda bisa saja belajar membuat sup via Youtube. Tinggal ketik 'tutorial membuat sup' di kolom search dan, voila, ratusan video tentang bagaimana membuat sup sudah tersedia, lengkap dengan chef yang ganteng dan cantik. Tapi ada hal fatal yang sering terlupakan, anda tidak akan pernah bisa mencicipi bagaimana rasa sup dan mencium aroma sup lewat Youtube. Walaupun saya bukan ahli masak tapi saya tahu rasa dan aroma adalah elemen paling penting dari sebuah masakan.

Sama halnya dengan memasak, anda juga bisa menemukan banyak video panduan soal breakin, tapi anda tidak akan mendapat 'rasa' dan 'aroma' nya. Anda akan melewatkan esensi yang sesungguhnya.

Saya sudah ratusan kali menonton video dari Katsu, Luigi atau Flea Rock, tapi tidak sekalipun dari video-video itu yang bisa menandingi esensi dan sensasi waktu saya dengan beruntungnya bisa bertemu langsung dan mendapat ilmu dari bboy-bboy idola saya itu.

Untuk para Youtube die hard fans bboy, ini saran saya: coba travelling dan coba jumpai bboy-bboy (akan lebih baik jika yang levelnya lebih tinggi) di kota lain. Karena seperti halnya makanan, kalian akan bisa tahu rasa dari sebuah hidangan dengan memakannya secara langsung, bukan dengan menontonnya di acara Wisata Kuliner bersama Pak Bondan.

Saya masih ingat betul bagaimana berkesannya rasa 'hidangan-hidangan' yang sudah saya cicipi sampai saat ini. Bagaimana saya terheran-heran waktu pertama kali diperkenalkan kepada menu toprock oleh Galih dari Jakarta Breakin dan footwork oleh Hamdi yang luar biasa lezat dan akhirnya bikin saya kecanduan. Atau bagaimana pertama kalinya saya merasakan pedasnya menu ala Jakarta Timur milik East Rider di panggung Let's Dance.

Berkelilinglah dan cicipi berbagai restoran dengan hidangan yang begitu beragam di seluruh Indonesia. Makin banyak yang anda coba makin baik. Siapa tahu dari banyaknya referensi itu anda akan bisa untuk menciptakan menu khas milik anda yang hanya anda yang tahu resepnya.

Berikut beberapa referensi yang bisa anda coba:

Di Jakarta ada restoran yang terkenal sejak dulu dan kini jadi legenda bernama Jakarta Breakin, atau hidangan segar ala Frezh Motionz dan tentu haram hukumnya untuk tidak mencicipi menu ikan hiu dan bebek milik East Rider yang tersohor kepedasannya itu.

Di Semarang anda bisa menemukan Thouzand Doorz Family Restaurant dengan kuliner andalannya: sambal petir.

Di Bali anda bisa mendapatkan masakan yang spicy dan sick di Aerial Fine Dine.
Atau anda juga bisa mengunjungi franchise 7 Soulz yang gerainya ada di beberapa kota di Indonesia.

Oh iya, satu lagi, jika kalian mampir ke Solo coba sempatkan diri mampir ke warung kaki lima dengan spanduk Carbon Crew. Makanannya istimewa? Tidak juga, hanya saja harganya murah. (Arthur Garincha)

4 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. yes, setuju... Rasa dan kualitasnya berbeda. Saya juga sudah mengalami hal itu, saya sangat bersemangat mencari kemampuan sendiri. Waktu saya menemukan sebuah trick yang saya pelajari bertahun-tahun, suatu kehebatan tersendiri buat saya.. karna ilmunya hanya sebuah motivasi dan bimbingan dari orang yg lebih hebat skilnya. Dan itu membuat saya bergairah untuk mencari ilmu di luar tempat latian.. yang menyebabkan Males ternyata karna kita tidak pernah mempercayai diri sendiri dan selalu memanjakan diri dengan selalu menonton video youtube. Kurang lebihnya dengan comment saya, harap maklum.. karna saya juga mengalami di era itu, dan saya bangga bisa berkunjung pergi dan bisa bertemu bboy dari luar kota

    ReplyDelete
  3. Saya sudah ratusan kali menonton video dari Katsu, Luigi atau Flea Rock????? Ratusan? Brp ratus? Hahahah it jst joke dude. Cengar cengir ama menu nya. Ikanhiu bebek sambel petir. WOW artikel ini damngood man. Indonesia harus baca!!! N pastinya ga cm dbaca sih. Tp d terapkan jg sih ama dirisendiri. Sy jg ga prlu brcrita prnah kuliner dmn aja. But slain rasa , qt jg pstinya dpt k*mc*l dmna qt singgah. Eh maap,mksudnya qt ga cm dpt rasa dll tp jg tmn baru,jaringan(kayag mafia aja) haha. Pkoknya pnglaman yg tak ternilai. Mw tulis yg lain2 . tapi??????

    ReplyDelete
  4. hahahahaha.... thank you, Pak Frengki. Nek soal kimcil kuwi bagianmu :p

    ReplyDelete