Wednesday, January 29, 2014

AD3 Menjawab Para Hater

Perkenalkan, nama saya Alianti Desi.

Tentunya saya tidak asing bagi anda yang tinggal di kawasan Oslo, Sukoharto, Karanganyir, Klalen dan sekitarnya. Ya, saya tahu sebagian besar dari anda memang tidak mengenal pribadi saya namun saya yakin setiap dari anda pasti pernah melihat foto wajah saya, yang tentunya sudah dipercantik dengan teknologi bernama Photoshop, atau membaca nama saya di berbagai alat peraga kampanye milik saya yang jumlahnya amat sangat banyak itu. Pada berbagai media kampanye itu seringkali saya menyingkat nama saya menjadi AD3, terinspirasi dari pemain sepakbola idola saya CR9. Karena jago? Bukan dong. Karena ganteng. Hih.

Bagi anda yang belum tahu, saya saat ini sedang dalam pertarungan dalam memperebutkan satu kursi sebagai wakil rakyat di Senawan. Layaknya pertempuran, sebagai seorang petarung saya tentunya perlu senjata. Dalam kompetisi ini saya mempunyai senjata yang lebih pamungkas dari Bambang yaitu: alat peraga kampanye yang jumlahnya (amat. Oke, amat sangat) banyak yang kini dapat anda jumpai di tiap tempat di dapil saya. Saya sempat mendapat protes menyangkut hal ini. Mereka bilang saya berlebihan dalam memasang alat peraga kampanye. Mereka bilang alat peraga kampanye saya merusak pemandangan. Mereka bilang saya terlalu boros dalam menggelontorkan dana untuk alat peraga kampanye. Dasar hater.

Sebagai seorang yang terpelajar dan berpengetahuan luas saya tahu ada aturan-aturan yang mengatur tentang alat peraga kampanye, misalnya: alat peraga kampanye tidak ditempatkan pada sarana dan prasarana publik, taman dan pepohonan. Saya tahu. Tapi kan bukan saya saja yang merusak, eh maksud saya, memasangi pohon-pohon dengan alat peraga kampanye saya. Kalau soal jumlah, milik saya kan hanya sedikit lebih banyak daripada milik calon-calon lain. Dasar hater.

Saya juga paham betul bahwa ada peraturan yang mengatur jumlah maksimal alat peraga kampanye yang diperbolehkan dalam satu wilayah. Saya tahu betul. Tapi kan sebagian besar masyarakat tidak. Buktinya mereka santai saja. Dasar hater.

Toh walaupun banyak dikritik namun strategi saya ini terbukti ampuh. Pasti saya adalah caleg yang paling dikenal oleh masyarakat di dapil saya. Coba saja kalian para hater buktikan. Yang saya maksud 'dikenal' itu wajah dan nama lho ya. Kalau track record dan program-program itu sih masalah lain. Dalam pemilihan di negeri ini kan popularitas lebih penting ketimbang kualitas.

Rasanya cukup sekian saya menyempatkan waktu untuk menjawab para hater yang makin hari nampaknya makin banyak saja. Mohon maaf bila tulisan ini amat singkat karena saya sudah ditunggu oleh fotografer untuk sesi foto untuk materi alat kampanye berikutnya.

Salam.
AD3

(Arthur Garincha)


No comments:

Post a Comment