Sunday, March 3, 2013

Musuhku Musuhmu dan Kita Berteman

Abraham Lincoln berkata: 'A friend is one who has the same enemies as you have'.

Teman adalah mereka yang punya musuh yang sama dengan anda.

Mungkin memang sudah jadi sifat dasar manusia untuk mencari musuh bersama. Tujuannya? Entahlah. Mungkin merasa lebih kuat dengan bergabung atau sekedar perasaan senang karena menemukan teman senasib? Atau karena musuh mereka terlalu kuat untuk dihadapi sendirian? Entahlah. Mungkin itu harus saya tanyakan ke fans Manchester City, Arsenal, Chelsea, Liverpool dan mungkin semua klub Liga Inggris yang tergabung dan menjadi teman dalam Aliansi Pembenci Manchester United yang saking bencinya dengan United mereka menyerukan 'anything but United' sebagai slogan bersama. Kalau mereka mau jujur mungkin alasannya adalah karena United terlalu digjaya di liga sepakbola tanah Inggris dan terlalu serakah dalam mengangkangi tropi liga selama bertahun-tahun.

Atau mungkin saya harus bertanya pada Venom dan Sandman yang mengeroyok manusia laba-laba kesayangan kita semua, Spider-Man, dalam sekuel film layar lebarnya yang ketiga. Walaupun pada akhirnya Spidey juga dibantu oleh Harry Osborn dengan alat terbangnya yang tampaknya sering ia gunakan untuk main selancar bersama Silver Surfer di langit New York ketika senggang.

Apakah Spidey terlalu super untuk dihadapi Venom atau Sandman sendirian? Sandman yang dengan wujud pasirnya bisa berubah menjadi raksasa yang bisa membuat Hulk terlihat seperti bayi hijau yang imut, dan Venom, makhluk symbiote yang konon adalah musuh terkuat Spider-Man, dengan kekuatan yang berasal dari luar angkasa. Buat saya mereka tidak terlihat begitu lemahnya sehingga harus mengeroyok Spidey, namun apa daya Sam Raimi membuat dua villain kuat itu terlihat seperti pengecut lemah yang mengeroyok seorang pahlawan bertopeng berkostum merah-biru dan yang 'hanya' bersenjatakan jaring.

Yah, saya bukan maniak komik. Hukumlah saya dengan palu Thor bila saya salah.

Mengeroyok tidak selamanya buruk. Coba ingat peristiwa Mei 98 yang akhirnya berujung pada lengsernya Pak Harto. Waktu itu the smilling general dikeroyok oleh (awalnya) mahasiswa yang kemudian merembet pada hampir semua lapisan masyarakat termasuk kroni-kroni sang jenderal sendiri. Sekali lagi ucapan Lincoln terbukti sahih. Mahasiswa dan rakyat merasa menjadi teman karena mempunyai satu musuh yang sama bernama Muhammad Soeharto. Kenapa para pengeroyok itu menyerang Pak Harto secara masif dan serentak? Karena mereka tahu sang jenderal dari Kemusuk itu terlalu superior untuk dihadapi sendiri.

Siapa tahu di alam sana Pak Harto pernah curhat pada Lincoln soal ini. Siapa tahu. (Arthur Garincha)

No comments:

Post a Comment