27 Tahun dan Masih Begini-Begini Aja

10 Juli 2014. Tak terasa usia saya hari ini sudah menyentuh angka 27, usia yang bukan muda lagi bagi sebagian orang. Bagi saya pribadi hari ulang tahun sudah terasa tidak terlalu spesial sejak beberapa tahun yang lalu. Hari ulang tahun saya lewati sama dengan hari-hari lainnya, kecuali menjawab berbagai ucapan selamat yang masuk via sms, telepon atau media sosial. Kado dan pesta pun sudah lama lenyap dari rekam jejak ulang tahun saya, kecuali dari orang-orang terdekat.

Tiap kali tanggal 10 di bulan Juli terulang yang terlintas dalam otak saya bukanlah soal kado apa yang saya terima atau dimana saya akan merayakan pesta tapi hal-hal apa saja yang sudah saya buat di tahun itu, dan saya seperti sudah memiliki template jawabannya: "xxx (isi dengan usia tahun itu) tahun dan masih begini-begini aja".

27 tahun dan masih begini-begini aja.

Perubahan mencolok di tahun ini dibanding tahun-tahun sebelumnya adalah di belakang nama saya kini tersemat gelar S.Ikom yang saya dapatkan setelah berbulan-bulan berjibaku dengan kumpulan kertas berisi data yang dikenal umat manusia dengan nama skripsi.

Selebihnya tidak ada yang berubah.

27 tahun dan masih begini-begini aja.

Ketika banyak teman-teman sebaya sudah meniti karir di balik meja kerja dan pakaian rapi, beberapa diantaranya bahkan sudah mendapat panggilan sebagai bapak dan ibu yang terhormat di tempatnya bekerja, saya masih melakukan hal yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya untuk mengais rupiah: menari dan berjualan baju lewat clothing line ecek-ecek milik sendiri.

27 tahun dan masih begini-begini aja.

Saat banyak teman-teman seangkatan sudah fokus untuk mati-matian membangun masa depan yang gemilang dan meninggalkan kesenangan demi tujuan itu saya justru masih asyik melakukan hal yang saya sukai dan sudah saya lakukan sejak SMA, yang menurut banyak orang hanya buang-buang waktu: breakdance.

Kurt Cobain di usia 27 sudah mati dan menjadi legenda.

Saya hari ini, 27 tahun dan masih begini-begini aja.

(Arthur Garincha)